Home > Artikel > Sistem Oslo Solusi Cerdas Pengelolaan Sampah di Indonesia
Sistem Oslo Solusi Cerdas Pengelolaan Sampah di Indonesia
27 Feb 2025

Permasalahan sampah yang ada di Indonesia bahkan dunia memang tidak ada habisnya, terkhususnya sampah makanan. Sampah makanan merupakan salah satu jenis sampah yang menyumbangkan 8-10% emisi gas rumah kaca (Mufrida, 2024). Di Indonesia saja, sampah makanan menjadi penyumbang terbesar komposisi sampah. Kondisi ini sesuai dengan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2024 yang menunjukkan 39,2% (29,373 juta ton) dari total sampah berasal dari jenis sampah makanan.” Lalu untuk memperkuat bahwa 39,2% ini adalah komposisi terbesar, bisa dikomparasikan dengan persentase jenis sampah lain yang menempati posisi kedua setelah sampah makanan (SIPSN, 2024). Jika sampah-sampah ini tidak dikelola dengan baik, bisa dibayangkan, seberapa banyak sumber gas berbahaya yang ditimbulkan seperti Metana (CH4), karbon dioksida (CO2), dan Nitrogen Dioksida (NO2) berpotensi menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca (Garsoni, 2024).
Pada dasarnya, upaya pengelolaan sampah di Indonesia sudah diatur melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008. Berdasarkan peraturan tersebut dijelaskan ada dua pengelolaan antara lain pengurangan sampah dan penanganan sampah. Dalam upaya pengelolaan, pemerintah Indonesia telah mengembangkan beberapa TPS yang menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle). Selain itu, teknologi sederhana seperti pengomposan juga banyak dilakukan. Namun, dengan teknologi yang sudah ada, Indonesia cukup tertinggal jauh dengan beberapa negara dunia (Chaerul et al, 2020). Terlebih, terdapat fakta bahwa kesadaran masyarakat dalam memilah sampah rendah dan pengawasan dari pemerintah kurang. Hal tersebut berimplikasi pada pengelolaan sampah makanan di beberapa wilayah menjadi kurang efektif. Dibuktikan dengan fakta bahwa sepanjang bulan Oktober hingga Maret 2024, selama musim hujan di Indonesia, ditemukan sampah yang dibuang di pantai-pantai Kuta, Seminyak, Legian, dan Jimbaran di Bali setiap hari. Hal tersebut semakin lama dianggap biasa oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke pantai Kuta
Berbeda dengan Oslo, salah satu kota yang ada di Norwegia, ada cara ampuh dalam pengelolaan sampah khususnya di tahap pemilihan. Pemerintah Norwegia menggunakan cara efektif dalam usaha pemisahan plastik, yaitu membuat sebuah wadah plastik, lebih tepatnya tas kresek dengan warna yang berbeda untuk setiap jenis sampah. Hal tersebut mempermudah setiap orang yang ingin membuang sampah sesuai jenisnya berdasarkan perbedaan warna yang dibuat sehingga pemilahan sampah bisa terlaksana dengan efektif. Hal ini dilakukan pemerintah untuk memudahkan dalam pemilihan sampah. Selain itu, Pemerintah Norwegia juga memperhatikan kualitas kantong plastik, bahwa kantong plastik yang digunakan berasal dari bahan yang tidak mudah sobek dan mudah didaur ulang. Kemudian di tahap pengumpulan, sampah makanan dikumpulkan mingguan bersama jenis sampah lain. Pada tahap pengangkutan sampah, dapat dilakukan oleh pemerintah maupun individu. Pemerintah melakukan pengangkutan sampah dengan memilah sampah berdasarkan kode warna kantong plastik kemudian dikirim ke pusat pemilahan, sedangkan individu dapat langsung membawanya ke pusat daur ulang. Dengan menerapkan sistem ini, Oslo dapat meningkatkan daur ulang sampah makanan hingga 60% di tahun 2025 serta dapat mengurangi timbunan sampah sebesar 30% (Chaerul et al, 2020).
Dengan mengadopsi sistem pengelolaan sampah di Oslo, Indonesia dapat meningkatkan efisiensi daur ulang dan pemanfaatan limbah secara lebih berkelanjutan. Dukungan dari masyarakat sangat penting dalam upaya ini. Oleh karena itu, Mari bersama-sama mengurangi sampah makanan dengan lebih bijak dalam mengkonsumsi dan memanfaatkan kembali sisa makanan dengan cara yang lebih bijak!.
Sumber:
Garsoni, S. (2024, September 9). Dampak Negatif Pengelolaan Sampah yang Tidak Tepat dan Solusinya. Kencana Online Digital. https://kencanaonline.id/dampak-negatif-pengelolaan-sampah-yang-tidak-tepat-dan-solusinya.html
SIPSN – Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional. (n.d.-b). https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/komposisi
Mufrida, I. E. (2024, October 5). Indonesia Penyumbang Sampah Sisa Makanan Terbesar di ASEAN. GoodStats. https://goodstats.id/article/indonesia-penyumbang-sampah-sisa-makanan-terbesar-di-asean-hOnJP
SIPSN – Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional. (n.d.-c). https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/