Home > Artikel > Kenalan dengan Mindful Eating: Kelola Emosi, Food Waste Teratasi!
Kenalan dengan Mindful Eating: Kelola Emosi, Food Waste Teratasi!
11 Agu 2025

Tak lagi jadi pemandangan langka, makanan yang tersisa di piring kini menjadi fenomena yang dianggap sepele oleh sebagian orang. Terkadang, porsi makanan yang mereka sisakan juga tak sedikit. Bagi pelaku pengelola makanan, keberadaan sisa makanan dapat diolah menjadi produk menguntungkan, salah satunya yaitu kompos. Namun, apalah daya, sebagian pelaku pengelola makanan mungkin merasa bahwa pengelolaan sisa makanan memakan biaya dan waktu berlebih sehingga akhirnya berujung pada timbulnya food waste.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Berbagai penyebab fenomena menyisakan makanan antara lain, mulai dari porsi makanan yang terlalu banyak, makan terburu-buru, cita rasa yang tak sesuai harapan, rendahnya keinginan untuk mengonsumsi kembali, dan kualitas makanan yang menurun. Tak hanya itu, status ekonomi juga menjadi pertanda akan fenomena ini. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, makin tinggi nilai PDRB per kapita suatu wilayah alias makin kaya penduduk daerah tersebut, volume sampah makanannya juga kian tinggi.
Mengatasi Mindless Eating dengan Mindful Eating

Atas penyebab yang terjadi dari fenomena menyisakan makanan, ternyata kondisi ini dapat disebut sebagai mindless eating, yaitu perilaku makan yang tanpa memberikan perhatian penuh pada proses makan itu sendiri. Perilaku ini dapat berujung pada kebiasaan buruk. Alih-alih menghabiskan makanan, seseorang yang sering melakukan mindless eating akan terkesan tidak peduli dengan porsi dan rasa makanan yang dikonsumsi, akibatnya makanan berubah menjadi food waste dikarenakan porsi makanan yang tak sesuai kebutuhan. Dampak terhadap kesehatan juga menyertai perilaku ini, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dll. Jika mindless eating menjadi cara untuk koping dengan stres, metode kopingnya harus diganti dengan cara yang lebih baik yaitu mindful eating.
Menurut Maharani dan Khomsan (2024), mindful eating merupakan kondisi pada individu yang mengalami kesadaran penuh pada saat mengonsumsi makanan, kesadaran untuk tidak menghakimi makanan (nonjudgmental awareness), dan merasakan dengan penuh sensasi fisik, emosional, serta lingkungan yang berhubungan dengan makanan. Dengan mindful eating, kita diajak untuk lebih menikmati setiap gigitan, mengamati rasa, tekstur, dan aroma makanan, serta mengenali sinyal tubuh kita tentang rasa lapar dan kenyang. Langkah sederhana untuk menerapkan mindful eating dapat dilakukan dengan 3R.
- Recognize (Kenali)
Langkah ini dapat dilakukan untuk mengenali sinyal alami tubuh dengan memastikan apakah tubuh benar-benar lapar secara fisik (perut keroncongan, lemas) atau hanya ‘lapar mata’? Selain itu, memberi waktu untuk mengenali makanan dari segi warna, fisik, bau dan berusaha mengelola emosi sehingga kita bisa lebih menghargai makanan yang akan kita konsumsi.
- Relate (Hubungkan)
Membangun hubungan yang sehat dengan makanan yang kita konsumsi, dalam artian bersikap fokus dan sadar saat mengonsumsi makanan. Proses ini akan lebih baik jika kita menghindari diri dari distraksi seperti ponsel dan televisi sehingga kita bisa merasakan setiap gigitan, tekstur, dan rasa makanan dengan seksama.
- Respond (Tanggapi)
Setiap individu dapat menanggapi secara bijak setiap proses dari makan itu sendiri. Secara tidak langsung kita juga akan lebih bersyukur atas makanan yang telah dinikmati. Alhasil, pengelolaan emosi kita terhadap keberadaan dan konsumsi makanan akan tumbuh lebih optimal.
Mindful Eating Sebagai Solusi Cerdas Atasi Food Waste

Keberadaan fenomena mindless eating dapat menjadi bumerang yang memperburuk keadaan food waste di Indonesia. Namun, dengan menerapkan kesadaran penuh atas konsumsi makanan secara tidak langsung dapat menumbuhkan tanggung jawab atas pengelolaan makanan tersebut. Perilaku ini juga dapat meningkatkan kesadaran diri bahwa food waste dapat muncul dari kebiasaan makan kita sehari-hari. Sejuta dampak baik dapat tercipta bagi penekanan food waste apabila setiap individu berusaha untuk membiasakan perilaku mindful eating, salah satunya dengan mengurangi keinginan makan berlebih.
Mindful eating mendorong individu untuk membangun hubungan yang lebih sehat dengan makanan dalam jangka panjang dan secara sadar memilih atau mengambil makanan sesuai kebutuhan. Perilaku ini juga menjadi langkah nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menghargai kerja keras para produsen pangan, sehingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk mengonsumsi makanan dengan bijak.
Penulis: Annisa Aprilia Lestari
Referensi
Ciputra Hospital. (2025). Manfaat Mindful Eating dan Cara Melakukannya. Diakses pada 07 Agustus 2025 dari https://ciputrahospital.com/mindful-eating/
Ghifari, F. Y. (2023). Mindless Eating-Makan Tanpa Berpikir? Diakses pada 07 Agustus dari https://www.sirka.health/blog/2023/05/11/mindless-eating-makan-tanpa-berpikir/
Maharani, T., & Khomsan, A. (2024). Hubungan Mindful Eating dan Tingkat Stres dengan Status Gizi pada Siswa SMA Global Persada Mandiri School. J. Gizi Dietetik, 3(3), 199-208. https://doi.org/10.25182/jigd.2024.3.3.199-208
Rosalina, M. P., Wisanggeni, S. P., dan Albertus, K. (2022). Kebiasaan Buruk Sisakan Makanan. Diakses pada 07 Agustus 2025 dari https://www.kompas.id/artikel/kebiasaan-buruk-sisakan-makanan
Sigar, B. R., Tulis, D. H., Wijaya, Y. N., Pangauw, K. A. I., & Ramadhani , N. F. (2025). Analisis Hubungan Indeks Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk, dan Perekonomian Terhadap Timbunan Sampah di Sulawesi Utara. CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan, 5(3), 877-886. https://doi.org/10.51878/cendekia.v5i3.6174